// ASM Blog // On-Rabu, 23 Januari 2019

Teknik Audit dengan Komputer Menggunakan ACL (Audit Command Language)
Perkembangan yang pesat profesi internal audit merefleksikan bahwa betapa pentingnya pemeriksaan ( auditor) internal pada team manajemen. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya auditor yang dipekerjakan pada suatu perusahaan yang akan mengevaluasi performasi manajemen dan memberikan pendapat yang independent terhadap suatu situasi keuangan.
Pemeriksaan adalah proses yang sistematis dan memiliki objektif yang ditujukan adalah untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti –bukti yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi untuk menyakinkan hubungannya dengan hasil yang diinginkan.
Ada tiga unsur pokok pekerjaan pemeriksaan adalah pemeriksaan keuangan, pemeriksaan sistem informasi, dan pemeriksaan operasional.
Proses pemeriksaan acl melibatkan empat tahap yaitu:
1.    Perencanaan
2.    pengumpulan bukti-bukti
3.    pemeriksaan
4.    evaluasi bukti-bukti dan melaporkan hasil
Jika hasil pemeriksaan dan evaluasi sudah dilakukan maka pemeriksaan membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk dikomunikasikan kepada manajemen.alat yang biasa digunakan untuk pelaporan ini adalah laporan tertulis yang memberikan penjelasan mengenai hasil temuan,kesimpulan dan rekomendasi dengan referensi atau bukti-bukti pendukung laporan.
Adapun tujuan dari pemeriksaan sistem informasi yaitu untuk mereview dan mengevaluasi pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan memeriksa tingkat kepercayaan sistem informasi serta mereview operasional sistem aplikasi.
Jika menjalankan pemeriksaan sistem informasi secara komplit, pemeriksaanharus berusaha untuk memenuhi setiap objektif sebagai berikut :
1.    Untuk menemukan bahwa sistem keamanan yang ada berfungsi dengan baik untuk memperoleh peralatan,program,file data,dari pemakaian,perubahan oleh yang tidak berhak.
2.    untuk menemukan bahwa desain dan implementasi program aplikasi sesuai dengan spesifikasi dan otorisasi manajemen.
3.    untuk menemukan bahwa semua modifikasi program aplikasi memiliki otorisasi dan persetujuan manajemen.
4.    untuk menemukan bahwa akurasi dan integritas proses transaks, file, laporan dan record-record lainnya.

Bukti Audit SI
a.     Dasar setiap proses audit adalah bukti-bukti audit yang di kumpulkan dan di evaluasi oleh auditor. Auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten dalam setiap proses auditnya untuk memenuhi berbagai standar yang di tetapkan oleh profesi.
b.    Bukti audit merupakan setiap informasi yang di gunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan.
Pengambilan bukti audit Sistem Informasi
1.       Observasi atau pengamatan atas kegiatan yang akan diaudit
2.       Review atas dokumentasi : SOP, RCM, SO.
3.       Diskusi dengan auditee mengenai aktivitas mereka dan bagaimana melaksanakan prosedur tertentu.
4.       Questionnaires : mengumpulkan data mengenai sistem terkait
5.       Physical examination : Pemeriksaan fisik atas kondisi aset berwujud seperti perlengkapan, persediaan, atau kas.
6.       Re-performance : Melakukan perhitungan ulang atas suatu catatan dan laporan
7.       Konfirmasi : Melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga untuk membuktikan kebenaran atas suatu catatan atau laporan.
8.       Vouching : Pemeriksaan kesesuaian suatu transaksi atau perhitungan dengan dokumen pendukungnya.
9.       Prosedur analitis : Melakukan perbandingan dan trend antara suatu catatan atau informasi dengan catatan yang sama pada periode sebelumnya atau pada lokasi yang lain.

Tahap Audit Sistem Informasi
Menurut  Weber  (1999,  pp47-55),  tahapan-tahapan  Audit  Sistem Informasi adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan Audit (Planning the Audit)
Ini merupakan fase pertama dalam pemerikasaan audit bagi auditor eksternal  berarti  menyelidiki  dari  awal  atau  melanjutkan  yang  ada untuk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai, melakukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien, menganalisa memajukan  bisnis  klien  dan  mengidentifikasikan  area  resiko. Sedangkan  bagi  auditor  internal  berarti  mengerti  objek  pendukung dalam pemeriksaan, penyediaan informasi pendukung staf yang handal dan mengidentifikasi area resiko.
b.      Pengujian Pengendalian (Tests of Controls)
Biasanya dalam fase ini diawali memusatkan pada pengendalian manajemen, apabila hasil menunjukkan tidak sesuai dengan harapan maka pengendalian manajemen tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila            auditor   menemukan   kelemahan   serius   pada   pengendalian manajemen mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
c.       Pengujian Transaksi (Test of Transactions)
Pengujian transaksi yang termasuk pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer  sangat  berguna  dalam  pengujian  ini  dan  auditor  dapat menggunakan piranti lunak (software) audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunga dari bank telah di kalkulasi secara tepat.
d.      Pengujian Saldo atau Hasil Keseluruhan (Test of Balances or Overall Result)
Dalam audit keuangan terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, pengujian substantif atas saldo misalnya dilakukan dengan memeriksa apakah saldo suatu rekening telah sesuai, misalnya piutang. Teknik pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara membuat dan mengirimkan  surat  konfirmasi  kepada  debitur.  Jawaban  dari  debitur akan membuktikan apakah hutang  menurut pengakuannya sudah sesuai dengan     saldo   buku   pembantu   piutang   dalam   sistem   akuntansi. Sedangkan dalam audit operasional dapat dilakukan dengan memeriksa konteks efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan komputerisasi.
e.       Penyelesaian Audit ( Completion of the Audit)
Di tahapan akhir audit, auditor eksternal membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen. Jenis-jenis pendapat auditor adalah:
1)      Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
2)      Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan yang diberikan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi secara umum.
3)      Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan salah  tetapi   tidak   ada   yang   mempengaruhi   dari   laporan keuangan.
4)      Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Auditor menyimpulkan tidak ada kehilangan atau penyelewengan material atas pencatatan akuntansi.

Evaluasi Bukti Audit
1.       Auditor mengevaluasi bukti audit dengan tujuan untuk memutuskan apakah bukti-bukti tersebut mendukung kesimpulan audit atau tidak.
2.       Apabila bukti audit dirasa kurang mendukung, maka auditor akan merencanakan dan menjalan kan prsedur tambahan sampai bukti yang cukup dapat dikumpulkan untuk membuat kesimpulan audit.
3.       Materiality.
4.       Masalah penilaian mengenai apa yang penting dan tidak penting berdasarkan suatu situasi.
5.       Lebih cocok untuk audit eksternal yang berfokus pada kejujuran pelaporan keuangan.
6.       Kurang applicable untuk internal audit yang berfokus pada tingkat kesesuaian terhadap kebijakan manajemen.
7.       Reasonable Assurance (Keyakinan yang wajar).
8.       Audit untuk mencari keyakinan yang wajar bahwa tidak ada kesalahan yang material dalam informasi atau proses yang diaudit.
9.       Terdapat resiko bahwa kesimpulan audit tidak benar.
10.   Ketika resiko inheren dan resiko pengendalian tinggi, maka auditor harus mendapatkan keyakinan yang lebih besar untuk mengimbangi resiko yang lebih besar tersebut.

Referensi :

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Diberdayakan oleh Blogger.