- Home »
- TONGGAK - TONGGAK BERDIRINYA NKRI
// ASM Blog
// On-Minggu, 29 Mei 2016
Arti Tonggak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tonggak adalah balok
(kayu, batu, dan sebagainya) yang dipasang tegak; tiang
(rumah, jembatan, dan sebagainya); pal (ukuran jauh 1.500
m); tunggul (pangkal batang kayu yang masih tegak); sisa batang kayu yang
sudah dipotong (yang ada di dalam air dan sebagainya).
Jadi
intinya, tonggak adalah tiang yang berdiri tegak yang tak mudah tergoyahkan
untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.
1. Tonggak
Pertama – Boedi Oetomo
Tonggak sejarah pertama yang diangkat
oleh bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan suatu Negara-bangsa modern yang
adil dan makmur adalah tahun 1908, tepatnya tanggal 20 Mei 1908, yakni
kelahiran suatu organisasi kemasyarakatan yang diberi nama Boedi Oetomo. Budi Utomo (ejaan van Ophuijsen: Boedi Oetomo) adalah sebuah
organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA
yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan
oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan
kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal
gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu
organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.Saat ini tanggal
berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Berdirinya organisasi Boedi Oetomo
mendorong atau memicu lahirnya berbagai organisasi pemuda seperti Tri Koro
Dharmo yang kemudian berkembang menjadi Jong Java, yang diikuti oleh
lahirnya organisasi pemuda-pemuda dari luar Jawa seperti Jong
Soematranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes dan
sebagainya. Organisasi-organisasi pemuda tersebut tidak berorientasi politik
praktis secara nyata, meskipun tujuannya tiada lain adalah berdirinya suatu
Negara Indonesia Merdeka.
2. Tonggak
Kedua – Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi
semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud
dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang
diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan
ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa
Indonesia", dan "bahasa Indonesia".
Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat
perkumpulan-perkumpulan".Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak
muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.
Berikut
adalah bunyi atau isi dari sumpah pemuda :
3. Tonggak
Ketiga – Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila
pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
4. Tonggak
Keempat – Kemerdekaan
Tonggak sejarah keempat adalah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, suatu peristiwa yang
maha penting bagi kehidupan suatu negara-bangsa. Sejak sa’at itu bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, suatu kemerdekaan yang dicapai dengan
perjuangan putra-putri bangsa, bukan suatu pemberian dari bangsa atau negara
lain. Bung Karno menyebutnya kemerdekaan ini sebagai jembatan emas, di seberang
jembatan ini bangsa Indonesia membangun bangsanya menjadi bangsa yang serba
kecukupun, orang Inggris menyebutnya sebagai afluent society.
Ternyata proklamasi saja tidaklah cukup, karena berdirinya suatu negara harus
mendapat pengakuan dari dunia internasional.
5. Tonggak Kelima – Perjuangan Rakyat Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia ini
tidak dapat diterima oleh Belanda yang ingin menguasai kembali negara
jajahannya setelah usainya perang Asia Timur Raya. Dengan mengerahkan kekuatan
militernya pemerintah Belanda berusaha menguasai kembali wilayah demi wilayah
Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 Yogyakarta, yang
menjadi pusat pemerintahan Negara Republik Indonesia diserbu, Presiden Soekarno
dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditahan oleh Belanda. Tentara Nasional Indonesia
menyisih ke luar kota untuk menyusun kekuatan kembali dalam rangka merebut
kembali wilayah yang dikuasai Belanda.
Pada tanggal 1 Maret 1949
terjadilah Serangan Umum di kota Yogyakarta, yang berdampak terbukanya mata
dunia, bahwa Indonesia masih ada, dan memiliki tentara yang terkoordinir,
sehingga dapat menguasai kota Yogyakarta, meski hanya untuk beberapa jam saja.
Peristiwa ini mendukung berlangsungnya diplomasi antara pemerintah Belanda dan
wakil pemerintah Indonesia untuk mengakui berdirinya Negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsung pengakuan kedaulatan Negara Republik
Indonesia dalam bentuk Negara Indonesia Serikat. Obessi para pejuang untuk
mendirikan negara kesatuan tidak kunjung padam, ternyata Negara Indonesia
Serikat tidak berumur lebih dari satu tahun. Pada tanggal 15 Agustus 1950
Presiden Soekarno membacakan Piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sumber :
Diberdayakan oleh Blogger.